Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

CeRma


REMBULAN YANG TAK BERSINAR


          Sebuah rembulan yang cantik sedang memandangiku dengan sepasang bola matanya yang berkilau. Rembulan yang penuh dengan misteri tiba-tiba saja datang mendekatiku dan beranya yang tidak bisa diterima akal sehatku. Gadis manis nan cantik itu adlah kekasih sahabatku. Mengapa ia mengajakku untuk menjadi sepasang kekasih?? Padahal sudah jelas Adit mencintainya. Apa yang harus aku lakukan?? Aku tak pernah berfikir untuk menjadi pacarnya. Oh Tuhan… bagaimana ini?? Aku tak ingin pershabatanku hancuur hanya karna seorang Gadis… Semua sudah jelas. Aku akan menolaknya.

Itu lah kegalauan hati Rista ketika rembulan kekasih Adit sahabtnya menyatakan cinta padanya. Tapi tak disangka, ketika Rista akan menolak cinta bulan, begitulah sebutan untuk gadis itu, Adit tengah duduk berdua dengan bulan. Seketika itu, Adit beranjak dari tempat duduknya dan segera mengirimkan tonjokan hebat dari tangannya kearah wajah Rista. Rista yang saat itu tak ada persiapan, terbentur dan jatuh akibat pukulan Adit. Keduanya kemudian terlibat pertengkaran.

“Brengsek loe, gue pikir kita temen. Tapi kenapa loe pingin ngrebut bulan dari gue??”

“Loe salah paham, bukan gue! Tapi bulan sendiri yang mau sama gue”

“Nggak, loe bohong! Bulan gak mungkin mau sama cow kayak loe”

“Kalau loe nggak percaya, loe tanya sendiri sama Bulan”

Keheningan kemudian menyelimuti ketiganya dan beberapa murid smk3 yogyakarta yang menyaksikan.

“Gue… gue..gue naksir Rista.” Ucapan yang membuat semua jantung orang kaget.

“Maafin gue Dit. Dari dulu gue suka sama Rista. Bukan loe.”

Adit yang tengah menahan malu, berlari meningalkan tempat kejadian.

Bulan pun segera mendekati Rista.

“Loe gak papakan???”

“Menyingkir loe dari hidup gue. Janggan ganggu gue lagi! Satu hal Gue gak Suka sama loe dan terima kasih udak ngancurin persahabat gue.”

Kata-kata yang begitu menusuk dihati bulan. Gadis manis itu hanya bisa menangis menyesal. Ia tak tahu harus bagaimana lagi. Semua hancur gara-gara keegoisannya ingin memiliki Rista. Sudah 2th lamanya gadis itu menyembunyikan perasaan sukanya kepada Rista. Tapi mau bagaimana lagi semuanya sudah seperti ini.

Seisi sekolah kini memandanr Bulan penuh dengan kebencian. Soolah-olah Bulan hanyalah seongok daging busuk yang tak seorang pun mau mendekatinya. Bulan kini pun kesepian. Namun, tidak dengan cara pandang otok. Lelaki yang dari kecil bermain bersama Bulan. Otok tinggal di seberang jalan rumah otok. Tak ada yang bisa dibanggakan dari seorang otok yang bertubuh kecil, hitam, kurus dan tak berdaya itu. Setiap hari otok hanya bersembunyi dibalik lemari buku perpustakaan. Sehingga orang menganggapnya Aneh. Kini keduanya sama-sama kesepian.

“Mau jadi temen gue??”bujuk Otok kepada Rembulan.

“Loe gak jijik sama gue?? Gue kan hanya seorang perusak hubungan orang??”

“Oh ya, buktinya apa??”

  “Rista……….”,Bulan tak meneruskan perkataannya itu. Ia malu jikalau harus mengingat-ingat kejadian 2 minggu lalu.

“Enggak kok, loekan baik. Kita temenan ya sekarang”, sambil menyengirkan gigi otok yang putih, otokpun menyodorkan jari kelingkingnya kearah Bulan. Bulan pun dengan malu-malu melakuan hal yang sama. Keduanya pun kini berteman. Setiap hari otok dan Bulan selalu bersama. Kejadian memalukan menyangkut keegoan Bulan memiliki Rasta sudah hamper terlupakan disekolah itu. Kini Bulan dan Otok memiliki banyak teman. Mereka sudah mau menerima Bulan dan Otok kembali. Namun tidak untuk Adit. Adit merasa sakit hati kepada Bulan. Ia pun berencana membalas dendam.

Awan yang begitu mendung membuat suasana menjadi lebih gelap. Padahal jam baru menunjukan pukul 16.35 menit. Otok yang saat itu tengah menunggu bus dihalte depan sekolah, tiba-tiba saja dihadang segrombolan anak tak dikenal yang menyodorkan sejumlah benda tajam kearah perutnya. Otok pun kaget. Seketika tubuhnya menjadi panas dingin.

“Heh, kalau loe mau selamat, jauhin bulan.”kata salah satu anak tersebut.

“Tapi…tapi dia sahabatku”. Dengan suara gugup.

“Gak ada urus. Loe harus jauhin dia. Kalau nggak, nih!!” sambil mengerakan tangan kearah leher otok. Anak-anak itu pun kemudian pergi meninggalkan otok.

Setiap hari disekolah, gerak-gerik otok diperhatikan terus oleh salah satu anak yang menghadang otok kemarin. Otok pun selalu berpaling dan memilih untuk menghindari tatapan orang mengerikan yang selalu memantau gerak-geriknya.

Tiba-tiba,

“Hey, kekantin yuk..”ajak Bulan.

“Otok yang sedari tadi tengah diperhaikan, kemudian menyingkir dan tidak memperhatikan ajakan Bulan.”

“Tok, kamu kenapa?? Ayo kekantin”ajaknya lagi

“Nggak ah, gue banyak kerjaan. Gue nggak bisa.”

“Cuman sebentar kok. Nggak lama” pintanya lagi

Namun tak disangka, ajakan manis bulan tersebut di balas dengan suara garam otok.

“ Lan, loe gak usah ganggu hidup gue lagi. Loe nggak usah deket-fdeket gue lagi. Gue nggak mau jadi temen loe lagi”

“Kenapa?? Loe kenapa sih? Loe sakit ya?”

“Nggak gue nggak sakit. “ Otok kemudian berlari meninggalkan Bulan.

“Gue akan cari tau kenapa loe jahat sama gue.”

Dengan muka kesal, bulan berlari meninggalkan tempat kejadian. Bulan tak habis piker, kenapa sahabatnya itu tega berbuat seperti itu. Bulan terisak menagis dikelas.

Hari minggu yang kelabu. Ya itu sebutan yang pantas untuk hari ini. Hari minggu ini kota diselimuti hujan dank abut yang tebal membuat semua orang enggan untuk keluar rumah. Namun tidak dengan Bulan. Ditengah derasnya hujan yang menguyur, Bulan nekat pergi kerumah Otok. Sesampainya dirumah otok , bukan keramahan yang bulan terima dari otok. Tetapi usiran kasar.

“Loe kenapa sih masih ganggu hidup gue??pergi jauh sana. Gue nggak mau kenal sama loe lagi” kata otok

“Loe yang kenapa?? Kenapa loe jadi berubah kayak gini??? apa ini yang loe sebut dengan temen?? Kalau loe nggak mau temenan sama gue, kena dulu loe ngajak gue kenalan??”

“Semua udah berubag lan. Semua udah berub…”

“Iya, semua emang udah berubah. Tak terklecuali hidup loe dan semua kenangan kita.”

“Pergi, pergi gue nggak mau ketemu loelagi” bentak otok.

“Gue nggak mau pergi sebel;um loe jelasin dengan apa yang terjadi. Kenapa loe mau mutusin persahabatan kita”

Akhirnya, otok tak mampu lagi menyembunyikan masalahnya. Otok pun menyuruh bulan masuk dan meminjaminya baju hangat. Kemudian setelah keadaan mulai membaik, Otok mulai bercerita.

“Apa?? Jadi semua ini karna Adit?? Gila tu orang. Gue harus beri dia perhitungan.”

“Sepertin tak mendengarkan larangan Otok, bulan segera berlari meninggalkan rumah otok menyelinap kabut kelam dan hilang ditelam kabut. Bulan berencana untuk menemui Adit. Iapun pergi kerumah adit yang tentu masih sekomplek perumahan dengannya. Sesampainya dirumah Adit, Bulan terkesima ketika melihat fotonya terpampang diruang tamu rumah Adit. Adit yang mengetahui kedatangan Bulan segera menyambutnya dengan kehangatan.

“Oh, halo Bulan sayang. Akhirnya kamu mau mempir kerumahku, ayo silahkan duduk.”

Bulan yang tak tau maksud jahat Adit menurut saja dengan ucapannya. Mata Bulan kemudian menemukan sosok Ri


sta tengah berdiri disudut pojok ruangan.

“Oh, Gadis manis apa yang mempuat dikau mau mampir kesini??” pertanyaan Adit membuyarkan lamunan Bulan.

“Gue mau bikin pehutungan sam loe.” Kata bulan setengah berteriak.” Kenapa loe nglarang temen-temen buat deket sama gue termasuk Otok.”

“Hahaha ternya tu kutu penya nyali juga buat bilang ke elo. Hahaha”

“Jawab Dit….”

“Gue nggak punya maksud apa-apa. Gue cumin pingin elo ngrasain hidup gue. Kehidupan yang suram yang nggak pernah ada kasih sayang.”

“loe tu ngomong ap sih?? Gue nggak ngerti”

“loe tau, gue tu cinta banget sama loe. Tapi kenapa loe malah suka sma Rasta??”

Rembulan hanya bisa diam membisu.

“Dan loe tau, Rasta ternyata juga cinta sama loe. Hanya saja dia nggak tega sama gue”. “kaget kan loe??”

Rembulan segera memalingkan muka menatap kedua mata Rasta. Namun mata lelaki tampan itu tak berani menatap balik. Ia hanya bisa terdiam.

  “Jadi Rista……”

“Iya dia juga naksir loe!”sambil memegang pipi Bulan dengan kasar,” sekarang loe harus ngrasain sakit hati gue. Loe harus rasain penderitaan gue.”

Kemudian Rista yang sedari tadi bungkam, memberanikan diri untuk berbicara.

“Lepasin Bulan. Biarin gue yang nanggung kesalahan Bulan. “

“Heee??? Tau apa loe. Loe tu sama aja pecundang. Gak ada yang bisa lepas dari gue.”

“Gue mohon Dit!!. Loe nggak maukan cewek yang loe sayang ngrasain sakit??”

  “Hem, loe bener juga… tapi tidak untuk saat ini.” Tiba-tiba saja tangan Adit yang sedari tadi memegang pisau kecil diarahkan keperut rembulan. Rista yang mengetahuinya segera berlari dan mendorong rembulan. Alhasil Rembulan berhasil lepas dari cengkraman Adit. Namun, pisau yang akan ditancapkan keperut Rembulan malah mengenai perut Rasta. Seketika Rasta jatuh tersungkur dihadapan Adit.

  “RISTA……..”Teriak Bulan.

Lelaki itu hanya bisa merintih kesakitan. Bulan segera menghampiri Rista dan memeluknya erat sambil menangis.

“ Bulan, maafin gue. Gue nggak jujur sama loe. Gue sejujurnya Cinta sama loe sejak kita ketemu. Tapi Adit Juga naksir loe.”

  “Rista, gue maafin loe. Tapi loe harus kuat, gue nggak mau loe pergi”

Kemudian tangan Rista yang mulai rapuh itu perlahan menepuk bahu Adit yang tengan menyesali perbuatannya disebelah Rasta.

“Maafin gue Dit. Gue bukan Temen yang baik buat loe. Sekarang, gue minta

loe jagain Bulan buat gue. Gue tau loe sayang banget sama dia.”

Adit mengeleng-gelengkan kepalanya kemudian berteriak.

“Lan. Gue sayang sama loe. Gue Cin…..”

Belum sempat kata terakhir terucap dari mulut Rasta, ia sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

  “RISTA!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak Bulan.

Bulan hanya bisa menangisi jasat Rista dan Adit berlari meninggalkan keduanya. Ia pergi entah kemana membawa mobilnya dan mengendarainya seperti orang kesetanan.

“BODOH!!!BODOH!!!!!”Teriak Adit didalam mobil. Ia menangis dan sesekali membanting stirnya kearah tak tentu. Tiba-tiba saja saat ada Truck melintas dari arah berlawanan, Adit nekat menabraknya. Mobil Adit pun terguling dan hancur berantakan. Segera orang-orang yang melihat kejadian melapor pada polisi dan membawa Adit ke Rumah sakit tedekat. Setelah beberapa waktu Adit mendapatkan perawatan diruang UGD, Akhirnya Adit dinyatakan mengalami jantung lemah. Akibat dari sikap nekatnya, jantung Adit tidak mampu memompa darah ke seluruh tubunya. Ia pun harus mendapatkan jantung penganti untuk dicangkok ketubuhnya jika ia mau selamat. Bulan yang mengetahui kejadian tersebut rela mengorbankan jantungnya untuk Adit demi menebus kesalahannya yang telah menolak cinta Adit.

Karna kesepakatan kedua pihak, hari berikutnya Tim dokter melakukan pengangkatan jantung Rembulan. Pengangkatan pun berhasil. Kini rembulan telah tiada menyusul Rasta. Ia memilih menyusul Rasta karma sudah tidak ada lagi laki-laki yang ia cintai kecuali Rasta.

Seminggu kemudian Adit telah sadar dari komanya selama 3 hari.

“Dok, siapa yang mau memberikan Jantungnya kepada saya??”

“Teman kamu. Oh ya, dia juga titip surat ini buat kamu”

Dibukanya surat yang terbungkus sampul hitam itu, Adit mulai membacanya.



Dear Adit,

Setelah loe surat ini, mungkin gue dan Rista udah nggak ada disisi loe lagi. Gue cumin mau bilang Sorry ke eloe karma udah nyakitin hati loe. Gue minta maaaf gue nggak bermaksud. Gue milih ngasihin jantung gue karma gue piker gue nggak bis hidup tanpa Rista. Maka dari itu, dari pada hidup gue nggak berarti mending Gue kasiin ke elo. Ow, ya dari pada Gue yang ngrasain hidup loe, mending loe aja yang ngarasain hidup gue. Denggan jantung ini, semoga loe bisa lebih ngehargain hidup. Terima kasih loe udah suka sama gue, Biarpun gue udah nggak ada Cinta gue tetep ada buat loe melalui jantung ini. Diri gue akn selelu hidup didiri loe.



Salam,
Bulan


Butiran-butiran Air mata pun mulai membasahi surat itu. Adit tak menyangka semua ini. Rembulan ternyata yang telah memberikan jantungnya. Adit pun hanya menangis dan menyesali perbuatannya.



Cinta sejati adalah

Cinta yang tidak pernah memaksakan diri untuk memilikinya…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar